Minggu, 06 November 2011

peta-peta kerja


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Pengertian Peta Kerja
Peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semuaaktivitas-baik aktivitas produktif, maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja. Metoda penggambaran hampir sama dengan peta proses operasi hanya saja di sini akan jauh lebih detail dan lengkap, tidak seperti peta proses operasi yang hanya menggambarkan aktivitasyang produktif (kegiatan operasi dan inspeksi), maka peta aliran proses juga akan menggambarkan aktivitas-ativitas yang tidak produktif seperti transportasi, delay atau idle, dan penyimpanan (Wignjosoebroto, 1993).
Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus. Melalui peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja (Sutalaksana,1979).
Peta kerja atau sering disebut peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Melalui peta proses ini dapat diperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metoda kerja, antara lain:
1.      Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran pekerjaan, dan lain-lain.
2.      Macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan produksi, dan lain-lain.
3.      Waktu operasi untuk setiap proses atau elemen kegiatan di samping total waktu penyelesaiannya.
4.      Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan.
5.      Dan lain sebagainya.

Lewat peta-peta ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik hingga sampai akhirnya produk jadi dan siap dipasarkan, apabila dilakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain dapat menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan (Sritomo,1992)

2.2       Lambang-Lambang yang Digunakan
Menurut Sutalaksana (1979), ASME (American Society of Mechanical Engineering) telah membuat lambang-lambang standar yang terdiri dari lima lambang seperti pada Tabel 2.1. Selain lima lambang standar, terdapat juga lambang aktivitas gabungan yang digunakan untuk mencatat kegiatan yang memang terjadi selama proses berlangsung.
Tabel 2.1 Lambang-Lambang yang Digunakan
No.
Lambang
Arti
Contoh
1.
Lingkaran
Operasi, benda kerja mengalami perubahan sifat atau bentuk, baik fisik maupun kimiawi.
Menyerut, menghaluskan, dan mengukur.
2.
Segiempat
Pemeriksaan, terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.
Mengukur dimensi dan memeriksa kehalusan.





Tabel Lanjutan 2.1 Lambang-Lambang yang Digunakan
3.
Tanda Panah
Transportasi, terjadi bila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat dan bukan bagian dari proses operasi.
Suatu obyek dipindahkan dari tempat perakitan ke gudang penyimpanan dan pemindahan barang dari mesin bubut ke mesin frais.
4.
Huruf D
Menunggu, terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu.
Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain, menunggu diperiksa, dan lain sebagainya.
5.
Segitiga
Penyimpanan, terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Dokumen-dokumen dan bahan baku disimpan dalam gudang.
6.
Lingkaran dalam Segiempat
Aktivitas gabungan, terjadi apabila antara aktivitas dan pemeriksaan dilakukan secara bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
Perakitan benda kerja.

2.3.      Macam-macam Peta Kerja
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan, sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan.

2.4       Peta Kerja Keseluruhan
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas. Diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan (Sutalaksana,1979).

2.4.1        Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi (PPO) merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Informasi yang dimuat dalam peta proses operasi adalah waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat mesin yang dipakai. Adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat, diantaranya:
1.      Bisa mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.
2.      Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
3.      Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang dipakai.
4.      Sebagai alat untuk latihan kerja, dll (Sutalaksana,1979).
            Sesuatu agar diperoleh gambar peta operasi yang baik, produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu. Bisa untuk menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut:
1.      Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan , nomor peta dan nomor gambar.
2.      Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3.      Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
4.      Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5.      Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi (Sutalaksana,1979).
            Empat hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan agar diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi, yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
a)Bahan-bahan
Kita harus mempertimbangkan semua alternative dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian, dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, reabilitas, pelayanan dan waktunya.
b)      Operasi
Dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan.
c)Pemeriksaan
Dalam hal ini kita harus mempunyai standar kualitas. Suatu objek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama.
d)     Waktu
Untuk mempersingkat waktu penyelesaian, kita harus mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlangkapan khusus (Sutalaksana,1979).





2.4.2        Peta Aliran Proses
            Peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu:
a. Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian       yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.
b.Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator.
2.Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia, sering disebut Peta Proses Kelompok Kerja.
Secara lebih terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu Peta Aliran Proses. Hal ini dilakukan agar dalam pembuatan peta aliran proses dengan baik sebagai berikut:
a.       Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai         masuk dalam suatu proses sampai aktivitas terakhir.
b.      Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu            proses atau prosedur.
c.       Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau      dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
d.      Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
e.       Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau      dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
f.       Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja.
g.      Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu             komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan          suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-    tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan       pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk menghilangkan             ongkos-ongkos yang tersembunyi (Sutalaksana,1979).
            Beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk membuat suatu peta aliran proses yang lengkap. Prinsip-prinsip tersebut digunakan agar dalam pembuatan peta menjadi baik, prinsip-prinsip itu sebagai berikut: (Sutalaksana,1979)
a.       Seperti pada peta proses operasi, suatu peta aliran proses pun mempunyai          judul, dimana pada bagian paling atas dari kertas ditulis kepalanya “Peta          Aliran Proses”, yang kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa       identifikasi, seperti: nomor/nama komponen yang dipetakan, nomor gambar,     peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau yang diusulkan, tanggal           pembuatan, dan nama pembuat peta. Semua informasi ini dicatat disebelah         kanan atas kertas.
b.      Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada   titik a diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total dan      waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga mengenai total jarak    perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses atau prosedur     berlangsung.
c.       Setelah bagian kepala selesai dengan lengkap, kemudian di bagian badan diuraikan proses yang terjadi lengkap beserta lambing-lambang dan informasi- informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang         dibutuhkan dan kecepatan produksi juga ditambahkan dengan kolom Analisa,        Catatan dan Tindakan yang diambil berdasarkan analisa tersebut (Sutalaksana,1979).
            Salah satu cara yang sederhana dalam menganalisa pet aliran proses adalah dengan “Dot and Check Technique”. Cara ini dilaksanakan dengan mengajukan enam buah pertanyaan dasar (apa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana) pada setiap kejadian dalam peta aliran proses tersebut, yang kemudian setiap pertanyaan diatas diikuti oleh satu pertanyaan “Mengapa” (Sutalaksana,1979)
            Adanya pertanyaan diatas, diharapkan kita dapat melakukan perbaikan disetiap kejadian. Ada kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan untuk perbaikan, yaitu:
a.       Menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.
b.      Menggabungkan atau merubah tempat kerja.
c.       Menggabungkan atau merubah waktu dan urutan kerja.
d.      Menggabungkan atau merubah orang.
e.       Menyederhanakan atau memperbaiki metode kerja (Sutalaksana,1979).

2.4.3        Peta Proses Kelompok Kerja
            Dasarnya dapat dikatakan bahwa peta proses kelompok kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukkan satu seri kerja dari seorang operator (Sutalaksana,1979). Masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok orang dimana satu aktivitas dengan lainnya saling bergantungan adalah banyaknya dijumpai aktivitas menunggu ( delay) (Reza Nasrullah 1993). Maka tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja ini adalah, kita harus bisa meminimumkan waktu menunggu ini. Berkurangnya waktu menunggu berarti kita bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata, diantaranya:
a.       Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
b.      Bisa mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.
                 
2.4.4         Diagram Aliran
            Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses (Sutalaksana,1979). Kegunaan digram aliran adalah sebagai berikut:
1.      Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apaligi jika arah aliran merupakan faktor yang penting.
2.      Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
3.      Prinsip pembuatan diagram aliran adalah sebagai berikut :
4.      Di bagian kepala ditulis “DIAGRAM ALIRAN” yang kemudian diikuti oleh identifikasi lainnya seperti : nama pekerja yang dipetakan, cara sekarang atau usulan, nomor peta, dipetakan oleh dan tanggal pemetaan.
5.      Mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai dengan yang digunakan dalam peta aliran proses.
6.      Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodik sepanjang garis aliran.
7.      Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih dari satu orang atau barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan warna bermacam-macam (Sutalaksana,1979)

2.5       Peta Kerja Setempat
            Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja. Biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas (Sutalaksana,1979).

2.5.1        Peta Pekerja Dan Mesin
            Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin (Sutalaksana,1979), dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi waktu mengganggur. Berdasarkan informasi yang didapat melalui peta pekerja dan mesin, kita dapat menganalisa informasi tersebut sehingga tercapai suatu efektifitas. Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara:
a)      Merubah tata letak tempat kerja.
b)      Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.
c)      Merancang kembali mesin dan peralatan
d)     Menambah pekerja bagi  sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi seorang pekerja.
            Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat peta pekerja dan mesin agar diperoleh peta yang baik, yaitu: (Sutalaksana,1979)
1.        Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian paling atas kerta dinyatakan “PETA PEKERJA DAN MESIN” sebagai kepalanya. Kemudian diikuti oleh informasi-informasi pelengkap yang meliputi : nomor peta, nama pekerjaan yang dipetakan, metoda sekarang atau usulan, tanggal dipetakan dan nama orang yang membuat peta tersebut.
2.        Setelah semua identifikasi lengkap dinyatakan, langkah berikutnya menguraikan semua elemen-elemen pekerjaan yang terjadi. Untuk ini ada beberapa lambnang yang biasa dipakai, yaitu berupa suatu batang dimana panjangnya batang ini sebanding dengan skala waktu.
3.        Langkah terakhir setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang memuat: waktu menganggur, waktu kerja dan akhirnya kita bisa mengetahui waktu penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu yang biasanya digunakan dalam detik, walaupun ini tidak mengikat.

2.5.2        Peta tangan kiri dan tangan kanan
            Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kanan dan tangan kiri ketika melakukan suatu pekerjaan.
            Peta tangan kiri dan tangan kanan pada dasarnya berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja. Kegunaan khusus dari peta tangan kanan dan tangan kiri adalah sebagai berikut:
1.      Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
2.      Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3.      Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
4.      Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara yang ideal.
            Seperti peta-peta yang terdahulu, untuk membuat peta tangan kiri dan kanan inipun terdapat beberapa perinsip yang perlu dilaksanakan, agar diperoleh peta yang baik. Prinsip pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan adalah sebagai berikut: (Sutalaksana,1979).
1.      Peta tangan kanan dan tangan kiri dibagi dalam tiga bagian “Kepala”, yaitu bagian yang memuat bagan tentang stasiun kerja, dan bagian-bagian “badan”.
2.      Pada bagian “Kepala” di baris paling atas ditulis “PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI “. Setalah itu menyertakan identifikasi lainnya, seperti : nama pekerjaan, nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat peta dan tanggal dipetakan.
3.      Pada bagian yang memuat bagan, digambarkan sketsa dari stasiu kerja yang memperlihatkan tempat alat-alat dan bahan.
4.      Bagian “Badan” dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya, sebelah kanan kertas digunakan untuk menggambarkan kegioatan yang dilakukan    tangan kanan pekerja.
5.      Langkah selanjutnya, kita perhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan         yang biasanya dibagi ke dalam delapan buah elemen (Sutalaksana,1979).

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar