Rabu, 30 November 2011

work sampling


BAB II
LANDASAN TEORI



2.1       Pengertian Sampling Pekerjaan
            Cara sampling kerja dikembangkan oleh seorang yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik-pabrik tekstil di Inggris kemudian dipakai di negara-negara lain secara lebih luas. Cara ini menggunakan prinsip-prinsip ilmu statistik sama halnya dengan pengukuran waktu jam henti (Sutalaksana,1979).
Sampling dalam bahasa asingnya sering disebut dengan work sampling, ratio delay study, atau random observation method. Sampling pekerjaan merupakan suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses dan operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1992).
Sampling pekerjaan dilakukan dengan mengamati di tempat pekerjaan hanya pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak atau random (Sutalaksana,1979).
Metode sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan-kunjungan pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan secara acak. Metode sampling pekerjaan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut, yang antara lain mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok pekerja, melakukan uji kecukupan data, menentukan total produktif dan non produktif, menentukan waktu baku, memperkirakan kelonggaran suatu pekerjaan. (http://arezahadi.blogspot.com/2009/12/sampling-pekerjaan.html)


2.2       Faktor yang Mempengaruhi Sampling Pekerjaan
            Sampling pekerjaan sangat berguna dalam bidang industri khususnya dalam pembuatan produk yang berkualitas. Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).
2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).
Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi
sebagai berikut:
          K2 ( 1 – p )
N = ---------------
     S2.p

Keterangan:
P =    Prosentase kejadian yang diamati (prosentase produktif) dalam angka decimal dan p yang digunakan p produktif.
K =   Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil (k = 2) karena menggunakan CL = 95 %.
S =    Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.
Sampling pekerjaan sangat berkaitan dengan ilmu statistika. Sampling pekerjaan banyak kegunaanya antara lain adalah sebagai berikut:
1.   Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, operator / karyawan atau fasilitas
kerja lainnya.
2.   Menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerja berdasarkan
waktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja, terutama sekali untuk pekerjaan manual.
3.   Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja
Sampling pekerjaan dibutuhkan pada operator yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya. Aplikasi sampling pekerjaan antara lain:
1.   Penetapan Waktu Baku
      Mengetahui presentase antara aktivitas dan idle. Menetapkan waktu baku.
2.   Penetapan Waktu Tunggu
Menekan aktivitas idle sampai presentase yang terkecil, yaitu dengan memperbaiki metode kerja dan alokasi pembebanan mesin atau manusia secara tepat.
3.   Disiplin Kerja
Dapat meningkatkan disiplin kerja karena sampling pekerjaan dilakukan secara random atau acak.

2.3       Langkah-langkah Melakukan Sampling Pekerjaan
Sampling pekerjaan sangat bermannfaat dalam dunia industri. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan sampling pekerjaan antara lain:
a.   Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b.   Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik.
c.   Memilih operator
d.   Pelatihan bagi operator agar terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan.
e.   Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
f.    Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa papan pengamatan, lembaran-lembaran pengamatan, alat tulis.
Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak.
2.4       Fungsi Sampling Pekerjaan
            Sampling pekerjaan banyak fungsinya dalam dunia kerja. Berikut ini adalah fungsi dari sampling pekerjaan antara lain:
1.   Mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh .
2.   Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin,operator.
Misal:menentukan persentase dari jam atau hari ketika mesin atau orang yg terlibat pekerjaan dan persentase ketika sama sekali tidak ada aktivitas kerja yg dilakukan atau idle.
3.   Menetapkan performance level seseorang selama waktu kerjanya terutama untuk jenis pekerjaan manual.
4.   Menetaplan waktu baku untuk suatu proses operasi.

2.5       Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Pada pengukuran waktu kerja ada dua jenis pengukuran, yaitu :
a.   Pengukuran secara langsung merupakan pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja maka yang terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. Pengukuran secara langsung dibagi menjadi 2, yaitu:
1.   Pengukuran jam henti ( stop watch Time Study ).
2.   Work Sampling.
b.   Pengukuran secara tidak langsung merupakan pengukuran waktu yang ditunjukkan untuk mendapatkan waktu terbaik yang dibutuhkan secara normal. Pengukuran secara tidak langsung dibagi menjadi 2, yaitu:
1.   Data waktu baku (standar data).
2.   Data waktu gerakan.
Sampling pekerjaan berkaitan erat dalam analisis perancangan kerja. Adapun kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis pengukuran diatas, antara lain:
a.   Pengukuran secara langsung:
1.   Kelebihan:
Praktis, mencatat waktu saja tanpa harus menggunakan pekerjaan kedalam elemen-elemen pekerjaannya.
2.   Kekurangannya:
Membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal.
b.   Pengukuran secara tidak langsung:
1.   Kelebihan:
§  Waktu relatif singkat, tanpa mencatat elemen-elemen gerakan pekerja satu persatu.
§  Biaya lebih murah.
§  Prediterminded, kemampuan memprediksi suatu penyelesaian pekerjaan.
2.   Kekurangan:
·         Belum ada tabel data waktu gerakan yang menyeluruh.
·         Tabel yang digunkan adalah untuk orang eropa.
·         Dibutuhkan ketelitian yang tinggi.
http://okeita-oke.blogspot.com/2010/04/work-sampling.html















DAFTAR PUSTAKA



Wignjosoebroto, Sritomo. 1992, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.
Surabaya: Guna Widya
Iftikar Sutalaksana, dkk., Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung, 1979.



MTM

BAB II
LANDASAN TEORI



2.1       Pengertian MTM (Metods Time Measurement)
            MTM (Metods Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada. (Sritomo, 1992).
MTM (Metods Time Measurement) merupakan suatu waktu untuk siklus yang berulang-ulang dan cukup detail. Data untuk pengembangan MTM diperoleh dari gambar gerak (menggunakan kamera mekanik) dari pekerja terampil melakukan berbagai gerakan. Setiap gerak didefinisikan secara terpisah dan ditabulasikan untuk menetapkan waktu standar. MTM diterima sebagai metode standar dalam banyak negara di seluruh dunia.(http://translate.google.com, 2010). 

2.2       Studi Gerakan
            Studi gerakan adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, tujuannya dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangkan, guna memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar. Sebagian besar dari therblig-therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar dari tangan. Mudah dimengerti karena setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang bersifat manual (Sutalaksana, 1979).
2.3       Macam-macam MTM
            MTM (Methods Time Measurement) banyak digunakan dalam bidang industri dari industri kecil sampai industri besar. MTM dikelompokan menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu:
1.   MTM-1
Mempertimbangkan 3 tipe pengendalian yg berguna untuk mengetahui pengaruh gerakan kerja, yaitu: pengendalian otot, pengendalian mata, dan pengendalian mental
2.   MTM-2
Perkembangan dari MTM-1 banyak digunakan 1963-1965, lebih ringkas, berupa gabungan dari beberapa gerakan, terdiri dari 9 elemen gerakan yaitu: get, put, regrasp, apply pressure, eye action, foot motion,  step, bend and rise, crank.
3.   MTM-3
Dirancang untuk produksi kecil, perawatan dan aktivitas konstruksi, dipakai mulai tahun1970. Terdiri dari 4 elemen gerakan yaitu : handle (H), transport (T), step & motion (SF), bend & arise (B). Tidak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan, seperti: gerakan manual yg tinggi tingkat pengulangannya. Jika pengulangannya lebih dari 10 kali sebaiknya gunakan MTM-2 atau MTM-1, pekerjaan yg banyak menggunakan mata atau frekuensi penggunaan mata.
4.   MTM-C
Dirancang untuk buruh tak langsung. C singkatan dari clerk, terdiri dari 16 elemen gerakan yaitu: aside (with release), body motion, close, fasten, get, handling, identify, key punch, locate, machines, open, place, read, typing, unfasten, write.
5.   MTM-V
Digunakan untuk buruh langsung dalam bengkel mesin. V = Verkt yg smaskiner atau Machine tool. Terdiri dari 5 elemen gerakan yaitu: setting, handling, measuring & gaging, operating, cleaning.


6.   MTM-M
Digunakan untuk buruh langsung dalam pekerjaan yg menggunkan alat-alat optik (stereoskopic microscope). M singkatan dari Micro 4M. Merupakan komputersisasi dari MTM-1. 4M singkatan dari Micro, Matic, Methods & Measurement (http://dian.staff.gunadarma.ac.id,2010).

2.4       Gerakan-gerakan menurut Gilberth
            Suatu gerakan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang diuraikan oleh Gilbreth kedalam 17 therblig. Suatu pekerjaan mempunyai uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. antara lain mencari (Search), memilih (Select), memegang (Grasp), menjangkau (Reach), membawa (Move), memegang untuk memakai (Hold), melepas (Released load), pengarahan sementara (Preposition), memeriksa (Inspection), merakit (Assemble), lepas rakit (Desassemble), memakai (Use), kelambatan yang tak terhndar (Unavoidable delay), kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay), merencana (Plan), istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to overcome fatique). (Sutalaksana, 1979).

2.5       Elemen-elemen Gerakan MTM-1 (Methods Time Measurement -1)
            MTM-1 (Methods Time Measurement-1) terdapat elemen-elemen gerakan dasar yaitu: mencari (search), memilih (select), memegang (grasp), menjangkau (reach), membawa (move), melepas (released load), pengarahan (position), memegang untuk memakai (hold), pengarahan sementara (pre position), memeriksa (inspection), merakit (assemble), lepas rakit (desassemble), memakai (use), kelambatan yang tak terhindar (unavoidable delay), kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay), merencana (plan), istirahat untuk menghilangkan fatique (rest toovercome fatoque) (Sutalaksana, 1979).




2.5.1    Pengertian Elemen-elemen Gerakan MTM-1
            Gerakan-gerakan dasar pada MTM-1 dapat menghemat waktu kerja dan memudahkan dalam analisisnya. Berikut ini adalah pengertian elemen-elemen gerakan MTM-1 antara lain (Sutalaksana, 1979):
1.  Mencari (Search) merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.
2.  Memilih (Select) merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan badan adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini.
3.  Memegang (Grasp) merupakan gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa.
4.  Menjangkau (Reach) merupakan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikiuti oleh gerakan memegang.
5.  Membawa (Move) merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan terbebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan.
6.  Memegang untuk memakai adalah memegang tanpa menggerakan objek yang dipegang. Perbedaanya dengan memegang terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerak membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.
7. Melepas (Release) terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan melepas merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.
8.  Mengarahkan (Position) merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit.
9.  Pemeriksaan (Inspect) merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, kehalusan, dan lain-lain.
2.6        TMU (Time Measurement Unit )
TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM. Definisi TMU ialah unit pengukuran waktu, dimana 1 TMU = 0,00001 jam dan 1 TMU = 0,036 detik. Dasar waktu unit TMU = waktu Pengukuran dimana 1 TMU = 0.00001 hour = 1 TMU = 0,00001 jam = 0.0006 min = 0,0006 min = 0.036 sec = 0,036 sec. Satuan waktu gerakan banyak menyelidiki lebih pendek (sekitar 3-4 seperseratus detik) dibandingkan menggunakan stopwatch. Satuan waktu Yang digunakan TMU yaitu(http://translate.google.com,2010):
a.  1 TMU = 0.00001 jam <> 1 jam = 100000 TMU, 1 TMU = 0,00001 jam <> 1 jam = 100.000 TMU.
b.  1 TMU = 0.0006 menit <> 1 menit = 1667 TMU, 1 TMU = 0,0006 menit <> 1 menit = 1667 TMU.
c.  1 TMU = 0.036 detik <> 1 detik = 27,8 TMU, 1 TMU = 0,036 Detik <> 1 Detik = 27,8 TMU.
Waktu-waktu gerak yang dicantumkan pada tabel-tabel pengukuran waktu metode bersatuan TMU atau Time Measurement Unit yang berarti satuan pengukuran waktu. Besarnya 1 TMU sama dengan 0,00001 jam atau sama dengan 0,0006 menit. (Sutalaksana, 1979):













DAFTAR PUSTAKA

Sutalaksana, iftikar Z. 1979. Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.